My Number

【Apa itu My Number?】
Sejak bulan Januari 2016, Jepang telah memulai sistem baru yang bernama “My Number” (Nomor Individu). My Number adalah 12 digit nomor yang diberikan kepada orang yang terdaftar sebagai penduduk Jepang, termasuk di dalamnya adalah warga negara asing.

Sekretariat Kabinet: My Number (Sistem jaminan sosial, pajak, dan tanggap bencana)
Bahasa Indonesia
http://www.cao.go.jp/bangouseido/pdf/lang/12.pdf

 

【Mengapa ada sistem My Number?】
Sebelum adanya sistem My Number, informasi pribadi seperti izin tinggal, nomor pensiun, nomor kartu asuransi kesehatan, dll. dapat dipastikan dengan nomor masing-masing sesuai sistem (nomor-nomor ini masih berlaku dan bisa digunakan). Tetapi, pengawasan informasi setiap sistem memiliki data base yang berbeda, sehingga jumlah pekerjaan menjadi banyak dan pemerintah tidak dapat saling berbagi informasi yang membuat efisiensi berkurang.

Karenanya, sistem My Number di mana kita dapat mengetahui seluruh informasi seorang individu dengan hanya satu nomor saja diberlakukan. Dengan menggunakan satu nomor, kerja pemerintah akan menjadi lebih efisien dan tingkat kepraktisan yang dirasakan warga akan semakin meningkat.

My Number digunakan ketika kita akan mengurus hal-hal yang berhubungan dengan jaminan sosial, pajak, dan tanggap bencana.

 

【My Number dimiliki oleh warga negara asing yang terdaftar sebagai penduduk Jepang】
Apakah semua warga negara asing yang datang ke Jepang akan mendapatkan My Number? Jawabannya adalah TIDAK. Contoh warga negara asing yang bisa mendapatkan My Number adalah orang-orang yang menetap di Jepang selama lebih dari 3 bulan dan orang-orang yang mendaftarkan diri sebagai penduduk Jepang. Oleh sebab itu, para wisatawan yang datang ke Jepang dalam jangka waktu pendek tidak perlu mendaftar sebagai penduduk Jepang dan tidak bisa mendapatkan My Number.

 

【Kapan kita menggunakan My Number?】
Seperti yang telah dijelaskan di atas, My Number digunakan ketika kita akan mengurus hal-hal yang berkaitan dengan jaminan sosial, pajak, dan tanggap bencana. Kalau begitu, jika teman-teman tinggal di Jepang, kapankah kita perlu menggunakan My Number? Jawaban terbaik adalah ketika teman-teman bekerja di suatu perusahaan di Jepang.

Misalnya, ketika teman-teman telah mendapatkan visa untuk bekerja menjadi penerjemah dan interpreter di suatu perusahaan Jepang, teman-teman akan bergabung dalam jaminan sosial Jepang (asuransi tenaga kerja, jaminan pensiun, dan asuransi kesehatan). Sewaktu teman-teman melakukan registrasi untuk mendaftar asuransi ini, teman-teman akan diminta untuk memasukkan My Number kalian (tetapi, tanpa menulis pun kita juga bisa menggunakan satu form untuk pengurusan hal ini).

Lalu, My Number juga ada hubungannya dengan hari yang paling ditunggu oleh semua pekerja kantoran. Benar, My Number berhubungan dengan hari gajian. Di Jepang, gaji akan kita dapatkan setelah dipotong dengan biaya asuransi dan pajak penghasilan.

Perusahaan harus melaporkan jumlah gaji yang mereka bayarkan dari Januari sampai Desember, termasuk jumlah pemotongan biaya asuransi dan pajak penghasilan, kepada pemerintah daerah tempat karyawannya tinggal. Perusahaan harus menuliskan My Number karyawannya pada laporan ini, karena itu karyawan harus memberi tahu My Number miliknya kepada perusahaan.

 

【Apa ada hubungan antara pekerja paruh waktu dengan My Number?】
Jawabannya adalah YA. Bila pekerja paruh waktu menerima gaji beberapa kali dalam waktu yang telah ditentukan, akan ada pemotongan pajak penghasilan dari gaji tersebut. Karenanya, sewaktu teman-teman diterima sebagai karyawan perusahaan ataupun pekerja paruh waktu, teman-teman akan diminta untuk memberitahukan My Number kalian.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, My Number sangat penting bagi orang-orang yang menetap di Jepang dalam waktu yang cukup lama. Akan menjadi masalah besar jika My Number kalian hilang atau digunakan oleh orang lain untuk hal yang tidak baik. Karena itu, undang-undang mengatur agar dalam perusahaan hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat My Number dan masing masing My Number harus diawasi penggunaanya dengan ketat.

Cara Menggunakan Mesin Penjual Otomatis

Tidak hanya di stasiun dan gedung saja, kita bisa menemukan mesin penjual otomatis ketika berjalan-jalan di tengah kota di Jepang. Jepang juga mempunya convenience store, tetapi kita perlu waktu untuk mengantri di kasir setiap kita ingin membeli suatu barang. Lebih praktis untuk menggunakan mesin penjual otomatis ketika kita ingin membeli minuman saja. Artikel kali ini akan menjelaskan cara membeli minuman di mesin penjual otomatis, atau dalam bahasa Jepang disebut Jidou Hanbaiki.

 

【Membeli dengan Uang Tunai】

1.Memilih mesin penjual otomatis untuk membeli minuman yang diinginkan
Tipe mesin penjual otomatis ada banyak, karenanya minuman yang dijual berbeda-beda tengantung mesin penjualnya. Pertama, ayo cari mesin penjual otomatis yang menjual minuman yang teman-teman inginkan.
 

 

2.Memasukkan uang
Untuk pembayaran tunai, teman-teman bisa menggunakan baik uang koin maupun uang kertas. Tetapi mohon berhati-hati karena banyak mesin penjual otomatis yang tidak menerima uang koin 1 yen dan 5 yen, serta uang kertas 2.000 yen, 5.000 yen, dan 10.000 yen.
Mari lihat fungsi-fungsi mesin penjual otomatis pada gambar di bawah ini.
 

 
①Membayar menggunakan uang koin
②Membayar menggunakan uang kertas
③Tuas yang digunakan ketika ada kembalian
④Alat untuk membaca IC card

Jika teman-teman ingin membayar menggunakan uang koin, masukkan koin pada tempat nomor ①. Jika menggunakan uang kertas, masukkan uang pada tempat nomor ②. Rapikan uang kertas agar tidak terlipat, karena jika terlipat ada kemungkinan uang tidak akan terbaca oleh mesin.

 

3.Tekan tombol minuman yang ingin dibeli
Sebagai contoh, kali ini kita membeli minuman botol yang ada di sebeleh kanan atas dengan tombol berwarna biru menyala. Harganya 130 yen (sekitar Rp 15.000).
 

 
 

4.Ambil minuman yang keluar
Setelah menekan tombol, minuman akan jatuh ke bawah. Teman-teman bisa langsung mengambilnya.

 

 

5.Jangan lupa ambil uang kembalian jika ada
Akhir-akhir ini banyak mesin penjual otomatis yang dapat mengeluarkan uang kembalian secara otomatis, tetapi ada juga mesin penjual otomatis yang tidak seperti itu. Jika uang kembalian tidak keluar secara otomatis, kita harus memutar tuas nomor ③ untuk mengeluarkan uang kembalian.

 

【Membeli dengan IC Card】

Jepang memiliki IC Card yang dapat digunakan untuk membayar transportasi umum. Saldo yang ada dalam kartu tersebut juga dapat digunakan untuk membeli barang di mesin penjual otomatis.

1.Memilih mesin penjual otomatis untuk membeli minuman yang diinginkan
2.Menekan tombol minuman yang ingin dibeli
3.Tempel IC Card di tempat nomor ④
4.Ambil minuman yang keluar

Jika teman-teman tidak tahu berapa saldo IC Card, teman-teman bisa tahu setelah menempelkan IC Card kalian di tempat nomor ④.
 

 

Setelah membeli, teman-teman bisa memastikan sisa saldo IC Card kalian. Bisa terlihat bahwa saldo IC Card sudah dikurangi seharga minuman yang dibeli, yaitu sebanyak 130 yen.
 

 

【Harga Minuman di Mesin Penjual Otomatis.】

Kebanyakan minuman kaleng dijual seharga 120 yen (sekitar Rp 14.500) dan minuman botol dijual seharga 150 yen (sekitar Rp 18.000). Tetapi, teman-teman tetap bisa menemukan mesin penjual otomatis yang menjual minuman dengang harga murah seperti 100 yen (sekitar Rp 12.000) atau 80 yen (sekitar Rp 9.600). Walau begitu, mesin penjual otomatis seperti ini biasanya tidak menjual minuman dari perusahaan terkenal. Lalu, mesin penjual otomatis yang berada di tempat yang sulit dijangkau biasanya menjual minuman dengan harga yang lebih mahal dibandingkan mesin penjual otomatis di tempat biasa.

Kerja Paruh Waktu

【Kita Perlu Izin Jika Ingin Kerja Paruh Waktu】
Pada dasarnya, jenis visa yang dimiliki oleh para pelajar asing yang belajar di universitas maupun sekolah bahasa Jepang adalah “Visa Pelajar”. Karena tujuan utama para pelajar asing di Jepang adalah untuk belajar, mereka tidak diperbolehkan untuk bekerja dan mendapatkan upah. Tetapi, pelajar asing bisa bekerja paruh waktu apabila mendapatkan “Izin Kerja Paruh Waktu”.

Kementerian Hukum Jepang: pengurusan Izin Kerja Paruh Waktu
pengurusan Izin Kerja Paruh Waktu

 

【Jenis-Jenis Kerja Paruh Waktu】
Sekarang jumlah penduduk Jepang semakin berkurang, karena itu banyak perusahaan dalam berbagai bidang yang kekurangan tenaga kerja. Dengan alasan yang sama, pekerjaan paruh waktu bukan hanya untuk orang yang lancar berbahasa Jepang, namun tersedia juga pekerjaan paruh waktu untuk orang-orang yang kurang bisa berbahasa Jepang.

<Untuk Orang yang Fasih Berbahasa Jepang>
Secara perbandingan, pekerjaan yang memerlukan komunikasi dengan pelanggan dalam bahasa Jepang memiliki upah per jam yang lebih tinggi.
(Contoh: pekerjaan melayani pelanggan di Convenience Store, kedai makan/minum, dan lain-lain.)

<Untuk Orang yang Tidak Bisa Berbahasa Jepang>
Ada banyak pekerjaan yang hampir tidak menggunakan bahasa Jepang dalam kegiatannya, atau ada juga yang sedikit menggunakan bahasa Jepang namun tidak berinteraksi langsung dengan pelanggan atau pembeli, melainkan lebih banyak berinteraksi dengan pegawai lain di dalam lingkungan kantor. Jika dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan interaksi dengan pelanggan, upah per jamnya lebih rendah.
(Contoh: bongkar muat barang di gudang, pekerjaan di pabrik, dan lain-lain.)

Untuk pekerjaan yang banyak berinteraksi dengan pelanggan, khususnya jika ada waktu-waktu tertentu di mana banyak pelanggan berdatangan, seringkali teman-teman harus bekerja dari siang sampai larut malam. Di sisi lain, ada juga pekerjaan yang tidak memerlukan bahasa Jepang seperti di pabrik, yang bekerja selama 24 jam dari pagi sampai malam.

Mungkin ada yang merasa bahwa pekerjaan seperti ini menarik, karena hanya sedikit orang yang ingin bekerja dari malam sampai pagi dan upah per jam yang lebih tinggi dari biasanya.

Tetapi, harus diingat bahwa hal yang paling utama untuk seorang pelajar adalah belajar. Jika ada diantara teman-teman yang kelelahan karena bekerja, kurang tidur dan tidak bisa pergi ke sekolah, atau pergi ke sekolah tapi tertidur ketika pelajaran berlangsung akan gawat. Agar tidak terjadi hal-hal seperti ini, teman-teman harus bisa mengatur waktu, menjaga kesehatan, dan mengetahui mana yang paling penting untuk diri sendiri.

 

【Jumlah Jam Kerja yang Diperbolehkan untuk Pelajar Asing】
Walaupun teman-teman telah mendapatkan “Izin Kerja Paruh Waktu”, teman-teman harus ingat bahwa hal yang paling utama adalah belajar. Karena itu, pelajar asing hanya diperbolehkan bekerja paruh waktu dalam jumlah jam yang telah ditentukan agar tidak ada beban dalam proses pembelajaran.

Jumlah jam kerja yang diperbolehkan untuk pelajar asing adalah 28 jam per minggu. Ketika liburan sekolah, boleh bekerja 8 jam per hari.

Prinsipnya, perusahaan harus mengawasi jam kerja seluruh karyawannya, tetapi teman-teman juga harus mengatur jam kerja masing-masing agar tidak melebihi ketentuan yang ada.

 

【Pelanggaran Undang-Undang】
Jepang memiliki undang-undang ketat untuk mengatur orang asing yang bekerja di Jepang. Teman-teman tidak boleh bekerja dan mendapatkan upah ketika datang ke Jepang dengan visa wisata. Lalu, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pelajar dengan izin visa “Visa Pelajar” akan dikenakan sanksi melanggar hukum jika bekerja paruh waktu tanpa izin, atau mendapatkan upah dari pekerjaan yang melebihi jumlah jam yang telah ditentukan.

Jika terjadi hal seperti ini, teman-teman akan dikeluarkan secara paksa dari Jepang dan dilarang untuk masuk ke Jepang selama minimal 5 tahun.

Ada banyak peraturan dan undang-undang di Jepang dengan pengaplikasian yang sangat ketat. Suatu hal yang ideal jika teman-teman bisa tinggal di Jepang tanpa perlu bekerja paruh waktu. Tetapi jika teman-teman perlu bekerja, pastikan untuk mengurus perizinannya dan bekerja dengan menaati peraturan undang-undang yang ada.

Upah Minimum

【Upah Minimum】
Jepang memiliki kebijakan upah minimum, di mana kebijakan ini diatur dalamUndang-Undang Upah Minimum. Mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dalam undang-undang ini, perusahaan harus membayar upah minimum kepada pekerjanya. Jika tidak mematuhi peraturan ini, maka perusahaan akan melanggar undang-undang. Undang-undang ini mencakup semua umur dan nasionalitas, serta mencakup pekerja paruh waktu.

 

【Jenis Upah Minimum】
Ada 2 jenis upah minimum. Pertama, upah minimum yang ditetapkan di setiap perfektur. Kedua, upah minimum yang ditetapkan untuk suatu pekerjaaan tertentu. Secara umum, upah minimum yang harus diketahui adalah upah minimum di setiap perfektur.

 

【Upah Minimum Setiap Perfektur】
Ketetapan upah minimum selalu direvisi pada bulan Oktober setiap tahunnya. Upah minimum setiap perfektur per bulan Oktober 2016 adalah sebagai berikut.

Nomor / Nama Perfektur / Upah Minimum(Yen) Per Jam
1. Hokkaido 786
2. Aomori 716
3. Iwate 716
4. Miyagi 748
5. Akita 716
6. Yamagata 717
7. Fukushima 726
8. Ibaraki 771
9. Tochigi 775
10. Gunma 759
11. Saitama 845
12. Chiba 842
13. Tokyo 932
14. Kanagawa 930
15. Niigata 753
16. Toyama 770
17. Ishikawa 757
18. Fukui 754
19. Yamanashi 759
20. Nagano 770
21. Gifu 776
22. Shizuok 807
23. Aichi 845
24. Mie 795
25. Shiga 788
26. Kyoto 831
27. Osaka 883
28. Hyogo 819
29. Nara 762
30. Wakayama 753
31. Tottori 715
32. Shimane 718
33. Okayama 757
34. Hiroshima 793
35. Yamaguchi 753
36. Tokushima 716
37. Kagawa 742
38. Ehime 717
39. Kochi 715
40. Fukuoka 765
41. Saga 715
42. Nagasak 715
43. Kumamoto 715
44. Oita 715
45. Miyazaki 714
46. Kagoshima 715
47. Okinawa 714

 

【PerbandinganUpah Minimum dan Gaji】
Teman-teman dapat memastikan apakah gaji teman-teman telah sesuai dengan upah minimum menggunakan cara berikut.

Gaji hitungan per jam -> membandingkan antara upah per jam yang diterima dengan upah minimum

Gaji hitungan per hari -> membandingkan upah minimum dengan gaji harian yang dibagi jam kerja rata-rata per hari

Gaji hitungan per bulan ->membandingkan upah minimum dengan gaji per bulan yang dibagi jam kerja rata-rata per bulan

Jangan ragu untuk menghubungi すかSUKI jika ada pertanyaan atau hal yang kurang jelas.

○Pamflet Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang
http://www.mhlw.go.jp/file/06-Seisakujouhou-11200000-Roudoukijunkyoku/H28_saiteichinginpamphlet.pdf

Wawancara dengan Pekerja Magang di Jepang yang Sudah Kembali ke Indonesia(1)

Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Jenis pekerjaan : Pengelasan
Pengalaman studi di luar negeri : Tidak ada
Level JLPT : N2

Selamat siang. Kali ini adalah kali pertama kami mewawancarai seorang pekerja magang yang sudah kembali ke Indonesia. Saat ini Jepang sudah mulai menerima pekerja magang sebagai perawat, oleh karena itu pastinya jumlah orang yang ingin ke Jepang akan semakin bertambah. Namun sayangnya, informasi tentang kehidupan seorang pemagang masih sedikit. Karena itu, mulai saat ini kami akan mewawancarai para pekerja magang yang sudah kembali ke Indonesia dan membagi pengalaman mereka kepada teman-teman すかSUKI.
Kapan Anda pergi ke Jepang? Lalu, mengapa Anda memilih untuk kerja magang di Jepang?

Saya tiba di Jepang pada tanggal 28 Agustus 2013. Alasan saya ingin pergi ke Jepang adalah karena di universitas saya tidak ada program untuk pergi ke Jepang. Saat saya mencari cara agar bisa pergi ke Jepang, saya menemukan program pelatihan magang di Jepang. Sejak awal saya memang tertarik untuk belajar tentang budaya, teknologi, dan cara kerja orang Jepang, karena itu saya putuskan untuk kerja magang di Jepang.

 

Saya senang Anda ingin belajar mengenai teknologi di Jepang. Anda melakukan pekerjaan “pengelasan” sewaktu berada di Jepang, mengapa Anda memilih untuk melakukan pekerjaan ini.

Saya berniat melakukan pekerjaan apapun, asalkan bisa belajar teknologi di Jepang. Karena itu, saya tidak mengharapkan suatu bidang pekerjaan tertentu, namun berdasarkan hasil, akhirnya saya dipekerjakan di bidang “pengelasan”.

 

Di Indonesia, seharusnya ada pelatihan oleh lembaga penanggung jawab sebelum para pekerja magang diberangkatkan ke Jepang. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk lembaga tersebut?

Saya tidak perlu membayar apapun. Saya mencari lembaga magang sendiri, mendaftar, diseleksi, dan lulus seleksi tersebut. Sewaktu seleksi, ada pemeriksaan seperti memakai anting atau tidak, tato, atau juga alergi. Lalu ada juga tes matematika dan tes kemampuan fisik seperti push-up serta lari 3 km dalam 15 menit. Ada juga tes bahasa Jepang.

 

Ternyata ada juga ya cara untuk bisa kerja magang di Jepang tanpa mengeluarkan uang! Saya baru tahu, jadi perlu belajar lagi nih tentang ketentuan-ketentuannya. Seperti apa pelatihan yang Anda terima sebelum pergi ke Jepang?

Selama 2 bulan pertama kami belajar tentang bahasa, budaya, serta hal-hal yang berhubungan dengan bekerja di Jepang. Setelah itu ada tes, dan yang tidak lulus tes ini tidak diperbolehkan untuk mengambil pelatihan selanjutnya. Setelah itu, kami pindah ke tempat pelatihan lain dan melanjutkan pelatihan lagi selama 2 bulan. Di sini kami di tes setiap hari, harus olahraga dari jam 4.30 pagi, serta mulai belajar dari jam 5 pagi. Sangat melelahkan.

 

Dari jam 4.30 ya. Orang Indonesia memang banyak yang bangun pagi, tapi Anda harus belajar dari pagi sampai sore ya. Jadwalnya benar-benar padat.
Sepertinya Anda memang tertarik dengan Jepang. Apa kesan Anda terhadap Jepang sebelum pergi ke sana?

Saya rasa Jepang adalah negara yang sangat bagus. Seperti yang saya sampaikan tadi, saya tertarik dengan teknologi Jepang dan ingin mempelajarinya. Saya juga senang dengan adanya berbagai musim. Kita bisa menikmati sakura di musim semi, maple di musim gugur, dan salju di musim dingin. Saya juga tertarik dengan budaya Jepang seperti tarian dan pentas, upacara minum teh, serta kaligrafi.

 

Sebagai orang Jepang, saya senang Anda memiliki ketertarikan dengan Jepang secara luas, bukan hanya tentang pekerjaan saja tapi juga budaya Jepang. Setelah Anda tiba di Jepang, apakah kesan Anda berubah?

Ketika mulai tinggal di Jepang, saya terkejut dengan teknologi toilet yang ada. Saya bahkan dulu tidak mengerti cara menggunakan washlet (tawa). Banyak sekali tombolnya, dan penjelasannya menggunakan kanji yang tidak bisa saya baca. Saya pernah menekan tombol yang salah dan akhirnya membuat baju saya basah (tawa).
Lalu, sebelum pergi ke Jepang saya mengira saya akan tinggal di kota dengan banyak bangunan tinggi. Ternyata saya tinggal di desa yang dikelilingi pegunungan, sangat berbeda dengan kehidupan di kota.

 

Saya tidak pernah melihat washlet di Indonesia, jadi mungkin orang Indonesia tidak mengerti cara penggunaannya. Gawat sekali sampai bajunya basah (tawa)
Apakah ada kesan lain yang Anda rasakan ketika tinggal di Jepang?

Berhubungan dengan pekerjaan, pada awalnya saya kira “pengelasan” itu adalah pekerjaan yang sering dilakukan di pinggir jalan seperti di Indonesia. Tetapi, ketika pergi ke pabrik di Jepang, ukuran besinya sangat berbeda. “Pengelasan” yang kami lakukan adalah pengelasan besi sebesar 1 ton, 2 ton, dan 6 ton. Waktu pertama kali saya melihat besi-besi ini, saya sempat merasa saya ingin pulang (tawa).
Selain itu, saya membayangkan apartemen tempat saya tinggal akan seperti di drama-dram Jepang yang sering saya lihat. Ternyata berbeda karena kamar saya tidak ada toiletnya. Kamar saya ada di lantai 3 dan toilet ada di lantai 1. Dapur dan shower pun ada di luar kamar. Saya sedikit kecewa.

 

Mengelas besi yang sangat besar ya. Saya sendiri tidak pernah masuk ke pabrik pengelasan, sehingga tidak bisa membayangkannya. Apartemennya sama seperti share house dan hanya disediakan kamar tidur saja ya. Kalau tidak ada toilet di dalam kamar memang repot.
Pasti ada banyak hal yang terjadi selama tinggal di Jepang. Apakah ada masalah yang Anda alami ketika tinggal di Jepang?

Ada. Pada 3 bulan pertama saya mengalami kesulitan dengan bahasa Jepang. Saya sudah belajar bahasa Jepang di universitas dan juga mendapatkan pelatihan bahasa Jepang, tetapi tetap saja kemampuan berbahasa saya masih kurang. Logat yang digunakan sulit dan tidak bisa saya mengerti. Sebelum terbiasa, saya juga tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik sehingga saya harus bekerja sambil dimarahi setiap harinya.




“Pengelasan” besi sebesar itu, orang Jepang pun pasti pada awalnya tidak bisa. Ada juga daerah yang logatnya tidak dimengeri sesama orang Jepang. Bagi orang asing pasti susah sekali.

Lalu, saya kesulitan karena tidak mengerti cara membaca jadwal kereta. Pernah juga, saya tidak tahu harus turun di stasiun mana dan akhirnya terus naik sampai pemberhentian terakhir. Seharusnya saya turun di stasiun lain dan lanjut dengan menggunakan bus…
Lalu ada juga masalah makanan. Saya beragama Muslim dan tidak bisa makan babi. Kalau tertulis kata-kata babi saya bisa langsung tahu, tapi kalau tidak tertulis, saya jadi tidak tahu apakah makanan ini mengandung babi atau tidak. Saya pernah memakan masakan yang mengandung gelatin karena tidak tahu.

 

Ketika perlu ganti naik bus, ada kemungkinan Anda harus bertanya langsung kepada orang Jepang. Hal ini akan sulit dilakukan ketika Anda tidak bisa berbahasa Jepang. Masalah makanan juga sama. Dengan bertambahnya wisatawan, jumlah toko yang menyediakan makanan halal juga bertambah. Tapi mungkin tidak ada desa yang membuka toko makanan halal.
Pasti bagus jika lembaga atau pengawas, bisa juga perusahaan yang mempekerjakan untuk memberikan penjelasan mengenai makanan-makanan yang kemungkinan mengandung babi. Tapi saya rasa implementasinya akan sulit.
Dari cerita Anda, sepertinya banyak masalah yang terjadi selama tinggal di Jepang. Pada saat itu, dengan siapakah Anda berkonsultasi?

Biasanya saya konsultasi dengan senior orang Indonesia. Kalau masalah tidak bisa diselesaikan sendiri, saya mencoba berkonsultasi dengan penanggung jawab pekerja Indonesia di perusahaan.

 

Ketika kerja magang, jika Anda bukan yang diterima pertama kali, pasti akan banyak senior-senior sebelum Anda. Enak kalau bisa bertanya banyak hal kepada kakak senior.
Interview ini kita laksanakan di Indonesia. Sejak kapan Anda kembali ke Indonesia? Dan apa alasan Anda kembali ke Indonesia?

Saya kembali pada bulan Agustus 2016. Saya kembali ke Indonesia karena jangka waktu kerja magang selama 3 tahun sudah habis. Saya tidak pernah kembali ke Indonesia selama magang, jadi sesuai rencana awal saya terus berada di Jepang selama 3 tahun.

 

Begitu ya. Anda bekerja selama 3 tahun dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk belajar bahasa Jepang sampai Anda bisa menjalani interview dalam bahasa Jepang. Sunggu luar biasa. Kalau boleh, saya ingin bertanya tentang kehidupan Anda di Jepang.
Berapa kira-kira biaya kehidupan di Jepang?

Saya tinggal di satu apartemen berisi 18 orang yang disewa oleh perusahaan di perfektur Okayama. Satu kamar satu orang dengan 3 toilet dan 2 shower di lantai 1. Tidak ada toilet atau shower di kamar. Biaya sewa kamar adalah 15.000 yen (sekitar Rp 1.700.000) per bulannya, sudah termasuk biaya air, listrik, dan gas.

 

Seperti share house ya. Bagaimana dengan makanan

Saya biasanya membuat makanan sendiri untuk makan pagi dan malam. Perusahaan membagikan bekal gratis untuk makan siang. Lalu, sebagai pelepas stres, seminggu sekali saya makan di luar bersama pekerja magang lainnya atau juga bersama guru bahasa Jepang.

 

Saya rasa kehidupan di Jepang itu berat, jadi pasti pelepas stres itu penting! Apakah ada biaya lain yang dikeluarkan?

Saya membeli 2 telepon genggam Jepang, dengan biaya 1.500 yen (sekitar Rp 170.000) per bulannya. Asrama memiliki wi-fi, sehingga saya jarang menggunakan telepon, dan biaya yang dikeluarkan jadi murah. Setiap 3 bulan sekali saya membeli baju dan sepatu baru. Jika dirata-rata, kurang lebih saya menggunakan 10.000 yen (sekitar Rp 1.200.000) per bulannya. Terutama karena musim gugur dan dingin itu cuacanya dingin, saya jadi banyak membeli baju. Harga baju pada musim-musim itu terasa mahal.

 

Kalau di Indonesia kita bisa tinggal tanpa perlu membeli banyak baju ya. Baju musim dingin memang mahal, saya mengerti perasaan Anda.
Anda bekerja di Jepang selama 3 tahun. Bagaimana jadwal kegiatan Anda sehari-hari?

Saya bekerja dari hari Senin sampai Jum’at, dari jam 7.50 – 17.00. Tapi pada dasarnya ada jam lembur sebanyak 2 jam setiap hari. Ketika sibuk, saya pernah lembur sampai jam 22.00 malam. Dan lagi, ketika dapat shift malam, saya harus bekerja dari jam 16:00 sore sampai jam 01:00 atau 03:00 pagi. Selain itu, terkadang saya harus bekerja di hari Sabtu. Ada juga orang yang harus bekerja di hari Minggu.

 

Sibuk sekali sampai harus lembur setiap hari dan bekerja di hari libur. Ketika libur pastinya Anda ingin menyegarkan diri. Apa yang Anda lakukan pada hari libur?

Pada hari Minggu, pagi hari saya bersih-bersih, setelah istirahat sebentar saya pergi berbelanja di siang harinya. Karena saya tinggal di desa, dari apartemen ke stasiun memerlukan waktu 30 menit dengan sepeda. Naik keretanya hanya 5 menit, tapi setelah itu saya harus berjalan dari stasiun ke supermarket selama 15 menit. Tempat untuk berbelanja sangatlah jauh. Apalagi ketika musim dingin, sangat merepotkan. Karena itu, sebisa mungkin saya minta diantarkan dengan mobil orang Jepang.
Selain itu, saya berkumpul dan mengobrol dengan pekerja magang lainnya, bermain game, serta karaoke di kamar. Sangat jarang bisa jalan keluar bersama-sama.
Dengan bantuan dari perusahaan, ada kelas bahasa Jepang sekali seminggu. Tetapi karena peserta lain tidak terlalu pintar berbahasa Jepang, saya merasa kelas ini tidak terlalu berguna bagi saya. Karena itu, saya memilih untuk ikut kelas bahasa Jepang yang diadakan oleh volunteer setiap hari minggu. Bukan hanya belajar bahasa Jepang, di kelas ini saya bisa jalan-jalan dan makan bersama orang Jepang. Saya juga bisa berteman dengan orang Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Kanada yang ikut dalam kelas ini.

 

Semangat belajar yang sangat tinggi, sampai aktif ikut kelas yang tidak disediakan oleh perusahaan. Anda sangat hebat karena bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Berteman dengan orang di luar lingkungan perusahaan juga sangat penting. Ngomong-ngomong, apakah ada orang berkebangsaan lain di perusahaan?

Ada. Selain orang Indonesia ada orang Vietnam, Brazil, Chile, Bolivia, dan Peru.

 

Banyak orang dari Amerika Latin ya. Interview kali ini membuat saya merasa bahwa banyak sekali orang luar negeri yang bekerja di Jepang.
Selain hari libur biasa, apakah Anda pernah mendapatkan libur panjang?

Pernah. Saya jalan-jalan ke tempat yang jauh ketika libur panjang Golden Week, libur musim panas, dan musim dingin. Saya pergi ke Tokyo naik bus, juga pernah ke Nagano naik shinkansen untuk bermain ski. Saya juga pernah pergi ke Hiroshima dan Tottori.

 

Ngomong-ngomong, apakah ada kesulitan yang berhubungan dengan pekerjaan?

Ada beberapa hal. Misalnya, jumlah gaji yang diberikan perusahaan kurang lebih sama dengan yang pernah diberitahukan, hanya kurang 1.000 yen (sekitar Rp 120.000). Karena penasaran, saya berkonsultasi dengan pengawas. Ternyata 1.000 yen tadi telah dipotong untuk pesta perusahaan. Ada juga saat di mana gaji saya berkurang karena adanya perubahan peraturan pajak.
Saya juga pernah berkonsultasi dengan pengawas karena menurut perusahaan cuti hanya bisa digunakan ketika sakit. Saya selalu berkonsultasi dengan pengawas, seperti misalnya ketika saya merasa upah lembur saya kurang.

 

Begitu ya. Ternyata memang tidak semua hal dijelaskan terlebih dahulu. Kontrak bisa terus dilindungi kalau pengawas men-support para pekerja magang dengan baik. Syukurlah Anda bisa berkonsultasi langsung dengan pengawas. Saya khawatir karena ada juga orang yang tidak bisa berkonsultasi langsung dan kesulitan.
Ngomong-ngomong, apa ada hal yang ingin Anda ketahui sebelum Anda berangkat ke Jepang?

Kalau bisa, dari awal saya ingin tahu saya akan bekerja di mana nantinya. Saya sempat diberitahu ketika pelatihan, tapi saya tidak tahu seperti apa pabrik dan pekerjaan yang akan saya lakukan. Saya belum pernah bekerja di Indonesia, karena itu saya tidak punya bayangan sama sekali.

 

Pasti semua ingin tahu tempat kerjanya nanti. Kalau tahu, pasti Anda tidak terkejut dengan pabrik dan pekerjaan yang akan Anda lakukan.
Terima kasih telah berbagi banyak hal-hal penting dalam interview pada hari ini. Sebentar lagi kita akan sampai pada pertanyaan terakhir. Apakah Anda mempunyai keinginan untuk kembali ke Jepang? Jika ingin, apa tujuan Anda kembali ke Jepang?

Iya, saya ingin kembali ke Jepang. Kalau bisa, saya ingin pergi dan melanjutkan studi di Jepang. Saya sudah tinggal di sana selama 3 tahun, tapi saya ingin melakukan hal-hal yang belum saya lakukan di sana. Saya ingin lebih belajar bahasa Jepang di sana, pergi ke banyak tempat, dan belajar lebih dalam tentang teknologi Jepang. Misalnya, teknologi dan tekhnik yang berhubungan dengan pengelasan seperti pemotongan, pembukaan lubang, dan juga pendirian bangunan.

 

Sebagai orang Jepang, saya senang jika Anda ingin sekali lagi pergi ke Jepang. Terima kasih banyak. Terakhir, mohon berikan satu atau dua patah kata kepada teman-teman yang ingin kerja magang di Jepang, para pembelajar bahasa Jepang, dan juga orang-orang yang ingin tinggal di Jepang.

Saya ingin menceritakan pengalaman saya ketika di Jepang kepada banyak orang. Saya juga ingin bisa men-support teman-teman yang ingin pergi ataupun memiliki ketertarikan dengan Jepang.

 

Demikian interview kali ini. Jumlah pekerja di Jepang semakin menurun dikarenakan penurunan jumlah populasi dan berkurangnya angka kelahiran. Jepang memerlukan bantuan dan kekuatan dari teman-teman luar negeri. Kami berharap hasil interview kali ini dapat berguna untuk teman-teman yang ingin pergi ke Jepang. Terima kasih atas kerja samanya!

Wawancara dengan Pekerja Indonesia di Jepang(2)

Taraf Pendidikan : Fakultas Teknik Jurusan Sistem Infomatika
Tempat Bekerja : Perusahaan Manufaktur
Pekerjaan : Sistem Developer
Level JLPT : N3
Kelamin : Laki-laki

 

Terima kasih atas waktunya hari ini. Wawancara dengan anda pastilah akan menjadi informasi yang berharga, mohon bantuannya untuk hari ini. Sudah berapa lama anda tinggal di Jepang?

Kurang lebih sudah empat bulan.

 

Saya terkejut karena Anda bukan dari jurusan Bahasa Jepang tapi Bahasa Jepangnya sangat lancar. Bagaimana anda belajar Bahasa Jepang?

Sewaktu kuliah Saya belajar Bahasa Jepang dengan guru privat. Setelah itu Saya belajar sendiri.

 

Anda sudah lulus N3, tapi Saya rasa kemampuan anda sudah lebih dari itu. Anda pasti sudah belajar dengan keras. Sekarang pekerjaan seperti apa yang anda lakukan di Jepang?

Pekerjaan Saya adalah sistem developer. Perusahaan Saya membuat sistem yang digunakan oleh perusahaan satu grup lainnya. Tapi jika ada permintaan untuk pengembangan sistem dari perusahaan induk, kami akan membuatnya dan mengetesnya berulang kali. Bahasa programing yang digunakan antara lain Java, Javascript, html, c, dan php.
Jika harus membuat sistem yang cukup besar, Saya biasanya mencari partner untuk membantu saat programing.
Tapi jika sistemnya kecil, Saya memprogramnya sendiri.

Saya akan terus menambah pengalaman, dan nantinya berencana untuk menjadi Project Leader. Kami hanya mengembangkan sistem yang digunakan oleh perusahaan, dan tidak menerima pekerjaan dari luar.

 

Langsung bekerja setelah lulus, Bahasa Jepangnya bagus, mengerti programing, benar-benar hebat. Bagaimana anda menemukan pekerjaan di Jepang?

Ketika masih di Indonesia, ada seorang kakak tingkat yang memberi tahu tentang Job Fair. Saya pernah bercerita ke kakak tingkat tersebut bahwa Saya ingin bekerja di Jepang. Job Fair ini diadakan di Jepang, dengan mengirip resume ke panitia kita akan mendapatkan undangan, dan Saya menerima interview dari beberapa perusahaan di Jepang.

Semua biaya untuk event ini disediakan oleh panitia. Pesertanya adalah siswa siswi dari Asia Tenggara. Ada sekitar 10.000 orang yang mengirim resume, dan dari Indonesia saja ada kurang lebih 1000 orang. 15 perusahaan Jepang akan memilih orang yang akan diwawancara, dan wawancaranya dilaksanakan di Jepang.

 

Begitu. Saya rasa perusahaan lah yang membayar biaya untuk peserta, dengan ini dipastikan mereka akan memperkerjakan beberapa orang. Pastinya semua yang mendaftar adalah siswa unggulan, jadi pasti ada untungnya membayar untuk mereka. Bisakah anda menjelaskan Job Fair itu dengan lebih teliti?

Iya. Awalnya Saya menerima wawancara dari 7 Perusahaan, setelah menerima wawancara terakhir dari 3 perusahaan Saya akhirnya dipekerjakan oleh perusahaan tempat Saya bekerja sekarang. Sewaktu wawancara, Saya ada di Jepang selama seminggu. Wawancara selama lima hari, di mana hari-hari terakhir digunakan untuk berwisata. Ketika wawancara ada perusahaan yang menggunakan Bahasa Inggris, ada juga yang menggunakan Bahasa Jepang. Saya sudah lulus dari Universitas di bulan September, tapi biasanya perusahaan Jepang menerima pegawai baru di bulan April. Seharusnya mulai bulan April, tapi Saya mulai kerja lebih cepat yakni dari bulan Januari.

 

Memang benar. Di Jepang lulusan baru akan mulai bekerja dari bulan April, ada kemungkinan hal ini berbeda dengan negara lain. Perusahaan yang menggunakan SDM luar negeri mungkin harus memikirkan hal ini.
Tadi anda berkata ingin bekerja di Jepang, Apa alasannya?

Saya tidak terlalu ingat awalnya, tapi sejak SMP Saya selalu berpikir bahwa Jepang itu bagus. Mungkin dikarenakan budaya dan orang-orangnya. Banyak orang di Indonesia yang tidak mematuhi peraturan, tapi Saya punya image bahwa semua orang Jepang pasti mematuhi peraturan.

Pada tahun 2011, Saya benar-benar merasa ingin pergi dan tinggal di Jepang. Saya mulai belajar Bahasa Jepang dan mencari kenalan orang Jepang.

Setelah lulus SMU Saya tidak tahu apa yang ingin Saya lakukan. Orang tua Saya menyuruh Saya untuk belajar bisnis dan Saya lulus ujian masuk Universitas Indonesia, tapi tetap saja Saya tidak tertarik. Sejak kecil Saya sudah senang menggunakan komputer, karena itu Saya sempat berpikir untuk masuk universitas terkenal seperti ITB atau BINUS. Tapi setelaah lulus Saya berunding dengan Ibu Saya bahwa Saya ingin bekerja di Jepang. Setelah itu, teman Ibu Saya mengenalkan Saya dengan universitas tempat di mana Saya akhirnya menimba ilmu.

 

Setelah berpikir mencari jalan,a khirnya anda membuat keputusan, hal yang sangat bagus. Pasti sulit untuk belajar hal yang berbeda dari jurusan kuliah anda, tapi motivasi untuk pergi ke Jepang pasti telah membantu anda untuk mempelajari bahasanya. Banyak teman Saya yang berasal dari jurusan Bahasa Jepang. Saya selalu memberitahu mereka untuk menguasai hal lain agar mudah untuk mencari kerja di Jepang.
Pastinya anda mulai terbiasa dengan pekerjaan anda. Bagaimana dengan kehidupan di Jepang?

Saya bekerja dari hari Senin sampai Jum’at, dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Lemburnya tidak terlalu banyak. Ada beberapa orang senior yang lembur, tapi tidak terlalu lama. Hari Rabu dan Kamis adalah hari tidak boleh lembur. Tapi karena ini perkejaan yang berhubungan dengan sistem, dalam setahun ada saat kita harus bekerja di hari libur, juga berjaga-jaga ketika ada kegagalan sistem.

 

Ada image bahwa pekerjaan seperti ini memerlukan banyak waktu, tapi jika sistem ini milik suatu grup mungkin akan lebih santai. Jika ada kegagalan sistem, pastinya orang seperti anda yang dicari jadi mau tidak mau harus bekerja ya…
Apa ada warga negara asing lainnya di tempat kerja anda?

Iya, ada. Tapi kami adalah pekerja asing pertama. Ada dua orang Cina yang mulai bekerja bersamaan dengan Saya. Bulan Oktober nanti aka nada orang Cina dan Vietnam yang bergabung. Orang Indonesia nya hanya ada Saya. Saya juga pernah mengikuti magang di perusahaan lain, dan pada saat itu Saya berusaha untuk berbicara dengan pegawai perusahaan lain.

 

Nantinya pekerja asing di Jepang pun pasti akan bertambah. Menambah kenalan dari perusahaan lain sangatlah penting, jadi cobalah secara aktif mengajak bicara.
Berapa banyak biaya yang diperlukan untuk tinggal di Jepang?

Saya tinggal di apartemen yang disewa perusahaan, dengan biaya sewa 10.000 yen per bulan. Untuk biaya air, listrik, dan gas kurang lebih menghabiskan 10.000 yen. Untuk makan pagi Saya sering makan roti maupun buah-buahan. Saya makan siang di kantin perusahaan dan beli bento untuk makan malam. Dengan ini biaya makan kurang lebih menghabiskan 30.000 yen. Di akhir minggu Saya sering jalan dan makan dengan teman-teman, sebulannya menghabiskan kurang lebih 10.000 yen. Saya berencana untuk tinggal lama di Jepang, karena itu Saya juga membeli telepon genggam di sini.

 

10.000 yen untuk tempat tinggal di Tokyo sangatlah murah! Saya juga ingin tinggal di situ (tawa). Perusahaan besar biasanya berpenghasilan banyak, dan kesejahteraan pegawainya dijamin.
Bagaimana anda menghabiskan waktu luang anda?

Di hari libur Saya jalan-jalan dengan teman dari perusahaan, maupun bermain game. Ada klub bola basket di perusahaan, dan latihannya setiap hari kamis pulang kerja dari jam 7 sampai jam 9 malam. Perusahaan ini memilik lingkungan yang sangat nyaman untuk bekerja.

 

Syukurlah anda dapat menikmati bekerja di perusahaan anda. Dengan ini anda dapat lebih berjuang dalam bekerja.
Seperti anda tinggal di lingkungan yang bagus, tapi bagaimanakah image anda dengan Jepang sebelum anda dating ke sini?

Saya mempelajari teknologi, dan Saya rasa level teknologi di Jepang itu sangatlah tinggi. Lalu seperti yang Saya katakana tadi, orang Jepang itu mematuhi peraturan.

 

Begitu ya. Bagaimana setelah anda dating ke Jepang? Apa ada hal positif yang anda rasakan?

Ada anak sastra yang masuk perusahaan bersamaan dengan Saya dan tidak pernah mempelajari sistem. Tapi dia sangatlah cepat dalam mempelajari hal baru. Bahkan mungkin lebih cepat dari adik tingkat Saya di universitas dulu. Awalnya dia belajar sendiri di rumah, dan jika ada hal yang tidak dimengerti akan bertanya ke anak Sains. Sewaktu masuk perusahaan dia tidak mengerti sistem sama sekali, tapi sekarang pengetahuannya sangat luas.

 

Di Jepang, walau bukan speliasisasnya ada orang yang diperkerjakan karena memiliki potensial. Terutama perusahaan besar biasanya banyak merkruit dan pelan-pelan mendidik mereka. Tentu saja jika tidak ada keinginan, maka perbedaan akan terlihat jelas.

Kalau begitu apa ada hal negatif yang anda rasakan?

Sangat disayangkan, orang Jepang pun ada yang tidak mematuhi peraturan (tawa). Walaupun tidak banyak.

 

Tentu saja, ada orang Jepang yang tidak mematuhi peraturan (tawa). Saya juga harus berhati-hati. Apa ada hal lain yang anda rasakan maupun pikirkan?

Orang Jepang itu sering mencoba memikirkan orang lain dengan cara berdiri di posisi orang tersebut. Lalu semuanya bekerja dengan serius, jadi ketika libur semuanya juga bermain dengan maksimal sehingga sangat menyenangkan.

Sebenarnya ketika Saya masih kuliah, Saya pernah dua kali tidak mendapat visa dan tidak bisa pergi ke Jepang. Saat itu Saya sudah sempat berpikir untuk menyerah. Saat itu kakak sepupu Saya menyemangati, dan membuat Saya berjuang kembali. Saya bersyukur saat itu tidak menyerah dan terus berjuang.

 

Ada hal seperti itu terjadi! Setelah berjuang, akhirnya anda berhasil bekerja di Jepang.
Apa ada kesulitan selama tinggal di Jepang?

Kontrak untuk mendapatkan telepon genggam. Pada dasarnya Jepang memerlukan kontrak agar dapat menggunakan telepon genggam. Saya sama sekali tidak mengerti dan bersama senior Saya pergi ke took untuk mengurusnya. Lalu, tidak ada apa pun di rumah karena itu Saya meminta bantuan orang HR untuk membantu membeli perabut yang diperluka. Dan perabot di rumah Saya beli dengan uang Saya sendiri.

 

Memang benar. Apalagi ketika baru datang ke Jepang, pasti banyak hal yang tidak dimengerti. Untung saja ada orang yang dapat membantu anda, jika tidak pasti akan repot. すかSUKI pun ingin agar bisa membantu orang-orang seperti ini nantinya.
Apa rencana anda setelah ini?

Terus tinggal di Jepang dan mungkin akan mencoba menjadi warga Negara Jepang. Sebenarnya, Saya bercita-cita untuk menjadi presiden suatu perusahaan. Saya ingin membeli rumah dan menikah dengan orang Jepang (tawa).

 

Mimpinya sangat rialistis ya (tawa). Terakhir, mohon berikan sepatah kata untuk calon pekerja Indonesia di Jepang.

Jika anda punya impian, berjuanglah untuk mewujudkannya menjadi kenyataan. Jika ada kesempatan untuk tinggal di negara lain, hormatilah budaya negara tersebut. Lalu bersikaplah dengan baik, memikirkan keadaan lawanmu.

 

Saya senang anda dapat menyukai Jepang! Bukan hanya bahasa, anda juga berusaha untuk memahami budaya dan juga cara berpikir orang Jepang. Saya senang dapat bertemu anda hari ini, terima kasih banyak!

Wawancara dengan Mahasiswa Indonesia di Jepang(3)

Taraf Pendidikan : Universitas jurusan Bahasa Jepang (Semester 3)
Tujuan Studi : Universitas
Level JLPT : N2
Kelamin : Perempuan

 

Salam kenal, terima kasih sudah berkenan untuk wawancara langsung setelah pulang kerja. Sudah berapa lama anda tinggal di Jepang?

Sebentar lagi satu tahun. Jangka studi di Jepang hanya setahun, karena itu bulan ini Saya sudah harus pulang ke Indonesia. Sangat disayangkan.

 

Padahal kita baru bertemu, tapi akan berpisah lagi memang sangat disayangkan. Tapi Saya bersyukur dapat bertemu sebelum anda pulang ke Indonesia! Apa yang anda pelajari di Jepang?

Saya terdaftar sebagai Mahasiswa jurusan Bahasa Asing di salah satu Universitas Jepang, dan belajar Bahasa Jepang dalam kelas yang diperuntukkan untuk pelajar asing. Dengan mempelajari tata bahasa maupun percakapan bisnis, Saya dapat belajar menggunakan Bahasa Jepang dengan lebih alami. Tentu saja, karena ini di Jepang, dosennya juga adalah orang Jepang. Pelajaran disiplin, karena itu Saya harus lebih rajin belajar.

Semua pelajaran menggunakan Bahasa Jepang, ada juga kelas sejarah Bahasa Jepang. Saya paling suka dengan kelas percakapan Bahasa Jepang.

 

Saya tahu anda suka berbicara dari percakapan kita sekarang (tawa). Ngomong-ngomong, apa ada pelajar asing lainnya di kelas anda?

Iya. Ada sepuluh orang pelajar asing yang berasal dari Cina, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Saya satu-satunya orang Indonesia di kelas.

 

Sangat bagus dapat berteman dengan berbagai mahasiswa mancanegara ketika studi di luar negeri! Mengapa anda memutuskan untuk studi di Jepang?

Saya sudah belajar Bahasa Jepang sejak SMU dan sangat ingin pergi ke Jepang sejak saat itu. Saya berpikir ini adalah kesempatan, dan mencoba mendaftar di program pertukaran pelajar antar universitas. Bukan hanya wisata, Saya ingin mencoba untuk tinggal di Jepang.

Syarat program ini adalah harus memiliki N4, dan ketika seleksi dokumen ada sekitar lima puluh orang yang mendaftar. Setelah itu tiga puluh orang lolos dan lanjut untuk mengikuti tes kanji. Tes terakhir adalah wawancara yang hanya meloloskan sepuluh orang. Setelah lulus kita bisa memilih satu di antara dua universitas untuk pergi studi.

Sewaktu mendaftar Saya hanya punya N4 dan setelah wawancara pun Saya tidak yakin bisa lulus. Hasilnya, Saya berhasil pergi ke Jepang di akhir semester 3.

Saya dapat merasakan bahwa anda benar-benar ingin pergi ke Jepang. Perasaan seperti itulah yang menjadi motivasi untuk belajar. Bahasa Jepang anda sangat fasih, Saya tidak percaya waktu itu anda hanya punya N4.

 

Bagaimana jadwal kehidupan anda di Jepang?

Pelajaran di universitas ada dari hari Senin sampai Jum’at. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Kelas ada yang pagi dan siang, ada juga hari di mana kelas selesai di pagi hari.

 

Begitu ya. Ngomong-ngomong apa anda bekerja paruh waktu?

Bulan ini Saya harus pulang, karena itu tidak ada kelas lagi. Saya bekerja dua kali seminggu, pada hari kelas hanya ada di jam pertama saja. Jika ada permintaan di akhir minggu, Saya akan bekerja juga.

Pekerjaannya adalah guru les Bahasa Indonesia. Sebelum pergi ke Jepang, Saya sudah pernah bekerja paruh waktu. Saat itu, Saya diperkenalkan pekerjaan guru les ini. Saya juga pernah memberi pengarahan kepada orang-orang yang berencana untuk dinas ke Indonesia.

Selain itu, Saya juga berkesempatan untuk berpresentasi kepada salah satu pekerja perusahaan Jepang. Dari situ Saya pernah mendapat tawaran pekerjaan dari perusahaan tersebut.

 

Anda sudah pernah kerja paruh waktu sebelum datang ke Jepang ya. Saya rasa hal itulah yang membantu kehidupan di Jepang menjadi lebih baik. Ini adalah hal yang sangat penting.
Hidup di Jepang pastinya memerlukan uang, kira-kira berapa biaya yang diperlukan?

Saya tinggal di asrama universitas khusus untuk mahasiswa luar negeri. Kapasitas asrama ini bisa sampai seratus orang. Sekarang ada sekitar dua puluh orang yang tinggal di sini. Satu kamar ditempati oleh satu orang.

Uang sewanya 10.000 yen, belum termasuk air, listrik, dan gas yang harus dibayar setiap bulan. Saya ingin berhemat, karena itu Saya mencoba untuk selalu masak sendiri. Tapi karena ada kerja paruh waktu, terkadang mau tidak mau Saya harus makan di luar. Biaya makan kurang lebih 10.000 yen, dan Saya terus mencoba untuk menabung. Saya juga mendapat beasiswa, sehingga sangat tertolong.

 

Pastinya anda bekerja untuk biaya hidup, dan dengan adanya beasiswa akan sedikit santai. Banyak mahasiswa asing yang datang dengan menggunakan beasiswa.
Bagaimana anda menghabiskan hari libur anda?

Saya senang membaca novel, jadi banyak waktu Saya habis untuk membaca buku. Saya juga senang pergi ke taman dan merilekskan diri.

 

Sangat bagus dapat bersantai di antara kesibukan kuliah dan pekerjaan.
Saya paham anda sangat suka Jepang, tapi pastinya ada perbedaan antara image Jepang sebelum dan sesudah anda datang kemari. Apa ada hal positif yang anda rasakan sejak datang ke Jepang?

Saya menonton Doraemon sejak kecil, jadi kebanyak image tentang Jepang dan orangnya Saya dapat dari sana. Lalu juga dari orang Jepang yang Saya temui di Indonesia.

Saya bekerja paruh waktu di salah satu perkantoran Jepang, dan Saya merasa bahwa semuanya selalu menyiapkan pekerjaannya dengan serius. Saya banyak melihat cara kerja orang Jepang dari berbagai sisi, dan semuanya selalu seperti ini. Orang Jepang yang ada di Indonesia juga sama.

Banyak barang impor yang bisa langsung dibeli, seperti produk baru iPhone yang bisa langsung dibeli begitu dirilis. Desain gedung-gedung nya pun sangat cantik dan menarik. Saya merasa semua orang Jepang itu teliti dan serius.

 

Begitu. Hal yang biasa bagi orang Jepang dapat menjadi hal aneh bagi orang dari negara lain. Tapi terkadang orang Jepang itu terlalu teliti (tawa). Kalau begitu apa ada hal negatif yang anda rasakan sejak tinggal di Jepang?

Memang banyak yang serius, tapi Saya rasa banyak anak seumuran Saya yang tidak seperti itu. Sama dengan Indonesia…. Juga, sedikit orang yang bisa berbahasa Inggris. Saya pernah membantu seminar salah seorang guru orang Jepang, walaupun beliau adalah dosen dari jurusan Bahasa Inggris Saya merasa “Eh?”.

Lalu biaya kehidupan yang tinggi. Walau jika kita kerja paruh waktu, kita bisa tetap tinggal di sini.
Sewaktu bekerja, komunikasi sangat sedikit. Kami bekerja seakan komputer adalah kekasih (tawa). Sedikit kesempatan untuk mengobrol selain ketika saat meeting. Mungkin karena banyak orang Jepang yang tertutup, walau ada di antaranya yang bersikap terbuka. Saya pikir lebih baik mereka berusaha untuk berkomunikasi lebih banyak lagi.

Lalu banyak acara minum-minum di Jepang. Tadi Saya bilang mereka jarang berkomunikasi, tapi kalau mabuk omongan lanjut terus ya (tawa). Tapi Saya tidak mabuk, jadi tidak mengerti apa yang mereka omongkan. Saya juga pernah minum dengan atasan dan klien yang baru Saya temui hari itu juga. Hal yang tidak mungkin terjadi di Indonesia.

Saya selalu mencari alasan untuk tidak ikut, tapi kalau tidak ada urusan penting tidak bisa menolak (tawa). Atasan Saya sangat baik dan Saya kesulitan untuk tidak ikut….

 

Orang Jepang juga punya masalah yang sama (tawa). Banyak yang berpikir bahwa minum-minum adalah bagian dari pekerjaan. Saya rasa ini sudah menjadi salah satu budaya Jepang. Saya termasuk orang yang tidak ingin ikut minum-minum (tawa).
Setelah studi setahun di sini, anda akan kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliah. Apa mimpi dan tujuan anda setelah ini?

Saya ingin bekerja di Jepang. Kalau bisa Saya ingin bekerja di perusahaan yang berhubungan dengan musik dan entertaiment. Saya berencana untuk merealisasikan hal ini setelah lulus, melalui pengalaman kerja paruh waktu yang pernah Saya lakukan. Sangat penting untuk membina hubungan dan koneksi. Saya juga ingin menikah dengan orang Jepang! Kalau bisa Saya ingin terus berada di Jepang sampai mati (tawa).

Saya juga ingin bisa menggunaka Bahasa Jepang secara alami. Kemampuan orang Indonesia yang Saya temui di Jepang, dengan kemampuan orang Indonesia yang hanya belajar Bahasa Jepang di Indonesia sangat berbeda. Saya pernah bertemu orang Indonesia yang sedang menjalani S3 di salah satu universitas Jepang, Bahasa Jepang sangat bagus. Saya ingin menjadi orang Indonesia yang seperti ini.

Saya ingin bisa mengerti cara berpikir orang Jepang, karena itu Saya berteman dengan banyak orang Jepang dan belajar dengan mendengarkan atasan Saya ketika berbicara.

Walau Saya datang ke Jepang, pelajaran dilakukan dalam Bahasa Inggris. Ada diantaranya yang tidak pernah belajar Bahasa Jepang dan telat datang ketika janjian. Sejak datang ke Jepang Saya jadi bisa mengatur waktu dan tidak ingin terlambat.

 

Gol yang tinggi, tapi sangat jelas. Cara pikir anda sudah sepeti orang Jepang.
Terakhir, mohon berikan sepatah kata untuk calon mahasiswa Indonesia yang ingin pergi ke Jepang.

Pastinya banyak yang ingin pergi ke Jepang, tapi banyak diantaranya yang tidak menyiapkan apapun. Kalau memang ingin pergi harusnya lebih serius dan berjuang lebih keras.

Kalau sudah di Jepang, cobalah untuk bekerja paruh waktu. Bermain di Jepang pastilah asyik, tapi hati-hati untuk tidak keasyikan main.

Saya paham dari awal sampai akhir bahwa anda benar-benar suka dengan Jepang. Saya sungguh senang. Terima kasih untuk hari ini!

Wawancara dengan Mahasiswa Indonesia di Jepang(2)

Taraf Pendidikan : SMA
Tempat studi di Jepang : Sekolah Kejuruan
Level JLPT : Tidak ada
Kelamin : Perempuan

 

Selamat siang. Terima Kasih telah bersedia untuk mengikuti wawancara. Sudah berapa lama anda tinggal di Jepang?

Kurang lebih sudah dua tahun.

 

Bagaimana anda bisa datang ke Jepang? Apa yang sekarang sedang anda pelajari?

Saya mendapatkan beasiswa, dan sekarang sedang belajar tentang pakaian.

 

Hebat bisa dapat beasiswa! Bagaimana anda bisa terpikir untuk mendapatkan beasiswa dan pergi belajar ke Jepang?

Sejak dulu Saya tertarik dengan drama Jepang dan merasa bahwa Jepang adalah negara yang menarik. Misalnya saja, festival dan budaya Jepang. Saya juga punya image kalau Jepang itu selalu tepat waktu. Di Indonesia telat itu sudah biasa, tapi kalau Saya mau tinggal di Jepang Saya merasa bisa mengubah kebiasaan ini.

Sebenarnya, Saya bisa pergi ke Jepang setelah dua kali mengikuti tes. Saya gagal waktu pertama… Saat itu Saya ingin berhenti saja tapi, ketika kali kedua Saya bisa banyak berbicara ketika tes wawancara dan akhirnya berhasil pergi ke Jepang.

 

Begitu ya. Anda bisa pergi belajar ke Jepang, karena anda tidak menyerah. Bagaimana kehidupan anda di Jepang sekarang?

Setiap hari Senin sampai Jum’at, dari pagi sampai sore adalah waktu sekolah. Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Di sekolah kejuruan ini ada tiga orang Indonesia. Saya sedikit kerepotan karena jarak sekolah yang jauh dari rumah, naik kereta memerlukan waktu sekitar 1 jam.

 

Lebih enak dekat daripada jauh ya. Semakin jauh dari Tokyo biaya sewa akan semakin murah. Kira-kira seberapa banyak pengeluaran anda untuk kehidupan sehari-hari?

Sekarang Saya tinggal di Yokohama, perfektur Kanagawa dan bersekolah di Tokyo. Saya menyewa kamar untuk 2 orang, dengan biaya 87000 yen. Biaya listrik, air, dan gas sekitar 10000 yen per bulan. Untuk makanan, Saya membeli bahan-bahan di supermarket terdekat dan memasaknya sendiri. Satu bulan kurang lebih memerlukan 10000 yen. Untuk telepon genggam, Saya menggunakan telepon yang dibeli di Jepang, di mana perbulannya harus membayar kurang lebih 8000 yen.

 

Memang kalau uang sewa dibagi 2 akan menjadi lebih enak, tapi tetap saja mahal ya. Di Tokyo pun ada yang lebih murah daripada itu. Telepon genggam Jepang itu mahal, dan memerlukan kontrak ketika membelinya. Orang Jepang pun terkadang kerepotan.
Apa anda melakukan kerja paruh waktu?

Iya, Saya mengajarkan Bahasa Indonesia. Seminggu sekali atau dua kali. Saya bertemu muridnya secara privat di kafe. Banyak pekerja kantoran yang belajar, jadi biasanya Saya mengajar di hari kerja pada malah hari.

 

Begitu ya. Mungkin orang-orang yang ingin belajar Bahasa Indonesia akan terus bertambah. Saya juga ingin diajari (tawa).
Apa yang anda lakukan di hari libur?

Bermain dengan teman, atau jika ada kesempatan ikut kumpul-kumpul dengan orang Indonesia lainnya. Saya juga senang memasak, terkadang menghabiskan waktu dengan memasak.

 

Bisa masak, bisa bikin baju juga. Anda pasti akan menjadi istri yang hebat! (tawa)
Sebelum pergi ke Jepang, bagaimana image yang anda miliki tentang negara ini?

Kalau bicara tentang Jepang, pasti anime. Saya sudah menonton anime sejak kecil dan sangat suka One Piece. Waktu SD Saya sering membaca manga, tapi sejak dewasa Saya jadi lebih sering membaca novel Bahasa Indonesia maupun Inggris..

Terus ada juga Cosplay (tawa). Saya juga tahu Harajuku dari dulu, dan pergi ke sana untuk berbelanja di Daiso. Saya juga pergi melihat patuh Hachiko yang ada di Stasiun Shibuya. Lalu banyak barang menarik seperti kostum boneka yang dijual di Don Quijote, melihatnya saja sudah seru.

 

Cosplay dan kostum boneka, anda sangat tertarik dengan pakaian ya. Saya jadi paham kenapa anda belajar membuat baju sekarang.
Pasti ada hal berbeda yang anda rasakan setelah datang ke Jepang. Apa ada hal-hal yang jauh lebih baik dibandingkan perkiraan anda?

Tepat waktu itu sudah pasti, tapi ada juga perasaan tidak terlalu mempedulikan hal-hal di sekitar. Terasa sedikit aneh, tapi tidak apa-apa (tawa). Lalu ada juga sopan santun. Pegawai di toko-toko sangat ramah, Saya jadi lega. Tidak ada juga copet di dalam bus. Sewaktu di Indonesia, Saya pernah dicopet…

 

Saya juga pernah kecolongan telepon genggam di Trans Jakarta… Benar-benar tidak ketahuan ya. Di Jepang memang jarang ada kasus pencurian, tapi negara lain tidak begitu. Harus hati-hati.
Kalau begitu apa ada hal-hal kurang baik yang anda rasakan?

Saya datang ke Jepang dalam keadaan tidak bisa bicara Bahasa Jepang sama sekali. Saya sudah belajar hiragana dan katakana, tapi tidak mengerti huruf kanji. Saya pikir bisa bicara Bahasa Inggris di sini, tapi ternyata banyak orang yang tidak mengerti. Banyak warga asing yang datang ke Jepang, tapi mengapa tidak ada orang yang bisa Bahasa Inggris? Saya ingin orang Jepang belajar Bahasa Inggris. Setelah 2 bulan, baru Saya bisa berkomunikasi dengan Bahasa Jepang.

 

Dua bulan. Pasti anda belajar dengan perjuangan. Kebanyakan orang Jepang belajar Bahasa Inggris selama enam tahun, tapi karena kesempatan untuk mempraktekkannnya sangat sedikit, kemampuan untuk berbicara dan mendengarkan sangatlah rendah…. Saya juga sebenarnya sangat jarang menggunakan Bahasa Inggris. Memang benar semakin banyak wisatawan asing yang datang ke Jepang, jadi pasti bagus jika banyak yang bisa berbicara Bahasa Inggris. Kita juga bisa menambah teman. Saya juga harus ikut berjuang! (tawa)
Apa ada hal lain yang anda rasakan ketika tingga di Jepang?

Orang mabuk itu biasa ya, di Indonesia tidak pernah terlihat (tawa). Di dekat rumah teman Saya banyak toko yang menyediakan sake, sehingga banyak orang mabuk di sekitarnya. Terutama setiap hari jum’at malam, kereta akan penuh dengan bau sake. Kepala jadi pusing…

 

Memang benar. Saya juga tidak senang pulang telat di hari Jum’at, padahal tidak minum sake (tawa).
Apa ada hal sulit ketika tinggal di Jepang?

Tugas dari sekolah. Saya tidak pernah membuat baju sebelumnya, jadi pada awalnya saya sempat kesulitan. Lalu kain untuk membuat baju harus dibeli dengan uang sendiri. Memang Saya mendapatkan beasiswa, tapi jika tidak kerja paruh waktu uangnya tidak akan cukup untuk membeli bahan-bahan. Padahal sudah dapat beasiswa, tapi tetap harus mengeluarkan uang untuk belajar…

Lalu tempat Sholat. Saya pernah Sholat di Dress Room, juga di luar sepeti taman. Ketika masih di Sekolah Saya Sholat di kelas kosong maupun di tangga, tempat-tempat yang jarang digunakan.

 

Memang perlu uang untuk membeli bahan-bahan. Tapi kalau tidak beli, makan tugas sekolah tidak bisa dikerjakan. Nanti tidak bisa lulus, jadi mau tidak mau harus terus berusaha…
Ruang untuk Sholat semakin bertambah, tapi tetap tidak cukup ya.

Awalnya Saya juga kesulitan mencari makanan Halal. Di mana dan apa yang harus dibeli, apa makanan ini bisa dimakan atau tidak, Saya tidak tahu. Pernah juga Saya menghubungi tokonya untuk bertanya-tanya. Sewaktu belum bisa berbicara Bahasa Jepang, Saya sering bertanya pada Senpai. Karena ada Senpai Saya dapat lega dan menjalani kehidupan di Jepang.

 

Pasti ada masalah dengan makanan. Semakin banyak wisatawan Muslim yang datang ke Jepang, jadi kami Orang Jepang juga harus memahami tentang kehidupan Muslim.
Senpai dapat diandalkan ya! Tapi banyak juga yang harus memulai kehidupan di Jepang tanpa bimbingan seorang Senpai, pasti banyak hal yang membingungkan. Diharapkan kedepannyaすかSUKI dapat membantu mereka yang kesulitan di Jepang.
Apa rencana anda setelah lulus dari sekolah kejuruan?

Kalau bisa Saya ingin melanjutkan sekolah. Lalu bekerja selama dua sampai tiga tahun, kembali ke Indonesia, dan membuka toko sendiri.

 

Sudah ada rencana yang rapi, sangat bagus! Terakhir, mohon sepatah dua patah kata untuk calon murid yang ingin belajar di Jepang!

Yang penting, belajar Bahasa Jepang dengan baik maka kalian pasti akan menikmati kehidupan di Jepang! Ayo berjuang!!

 

Terima Kasih atas wawancaranya!

Wawancara dengan Mahasiswa Indonesia di Jepang(1)

Taraf Pendidikan : S2 (Jurusan Perikanan)
Tempat Studi di Jepang : Sekolah Bahasa Jepang
Level JLPT : N4
Kelamin : Perempuan

 

Salam kenal. Terima kasih telah bersedia untuk diwawancara. Berapa lama anda sudah tinggal di Jepang?

Kurang lebih setengah tahun. Saya berencana untuk tinggal selama setahun, tapi belum tahu karena visa nya belum keluar. Kalau bisa Saya ingin tinggal di Jepang selama setahun lagi.

 

Begitu ya. Apa yang anda pelajari di Jepang sekarang? Lalu, apa alasan anda belajar Bahasa Jepang?

Sekarang Saya belajar Bahasa Jepang di Sekolah Bahasa Jepang. Saya sudah bekerja selama empat tahun di Indonesia, tapi pekerjaannya membosankan. Karena itu Saya ingin melakukan suatu hal baru. Di Indonesia Saya bekerja di perusahaan Jepang sebagai supervisor kualitas barang, dan di perusahaan tersebut juga ada pekerja orang Jepang.

Saya juga senang menonton drama dan mendengarkan musik Jepang, sejak masa kuliah Saya sudah tertarik dengan negara Jepang. Di universitas ada perkumpulan mahasiswa yang ingin belajar Bahasa Jepang, dan Saya bersama mereka belajar Bahasa jepang selama setengah tahun. Dan kesempatan Saya belajar Bahasa Jepang ya hanya setengah tahun tersebut.

 

Begitu ya. Saya senang anda tertarik dengan Bahasa Jepang walau bukan dari jurusan Sastra Jepang. Karena itu anda terpikir untuk belajar Bahasa Jepang di negaranya langsung?

Iya. Saya ingin bisa pergi ke Jepang walau hanya sekali. Awalnya Saya mencari sendiri info tentang Sekolah Bahasa Jepang, tapi ternyata di Indonesia ada banyak Sekolah Bahasa Jepang dan akhinya Saya dikenalkan melalui sekolah ini.

 

Mungkin susah jika harus mencari info seperti itu seorang diri. Pasti masih banyak hal tentang Jepang yang belum dimengerti. Bagaimana kehidupan anda di Jepang sekarang?

Pelajaran di Sekolah Bahasa Jepang adalah setiap hari Senin sampai Jum’at, dari jam dua smpai jam empat sore. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Semua gurunya adalah orang Jepang. Saya kesulitan dalam pelajaran huruf kanji (tawa).

 

Ngomong-ngomong, ada orang apa saja di kelas anda?

Jumlah murid di kelas ada lima belas orang. Selain Saya, ada dua orang Indonesia. Dari negara lain ada Mongolia, Vietnam, dan juga Filipina.

 

Sangat jarang tidak ada orang Cina di satu kelas. Jika waktu untuk pelajaran sudah ditentukan, akan mudah untuk melakukan kerja paruh waktu. Apa anda bekerja paruh waktu?

Iya. Beberapa bulan setelah datang ke Jepang, Saya bekerja di restoran masakan Indonesia. Saya mencari perkejaan ini seorang diri. Isi pekerjaannya adalah membawa makanan ke meja tamu. Saya tidak menerima pesanan menu dari tamu.

Kerja di hari Sabtu dan Minggu sangat sibuk. Biaya transportasi kereta Saya diganti setengahnya, tapi Saya senang kalau bisa diganti semua (tawa). Di tempat kerja ada dua belas orang Indonesia. Waktu sibuk adalah ketika jam makan siang dan malam hari.

Saya berencana untuk memulai kerja paruh waktu di pagi hari, dari jam 9 sampai jam 12. Saya akan bekerja di toko roti Saya sangat tertolong karena di sini memperbolehkan kita untuk tetap memakai Jilbab.

 

Begitu ya. Perjuangan mengumpulkan uang dengan kerja paruh waktu. Pengalaman bekerja paruh waktu di Jepang sangatlah berharga, karena itu teruslah berjuang! Saya rasa kehidupan di Jepang memerlukan banyak uang, bagaimana anda menyiapkan uang untuk Sekolah di sini?

Saya tidak mendapatkan beasiswa dan membayar biaya pendidikan dengan uang Saya sendiri. Saya sudah menabung ketika bekerja di Indonesia. SPP Sekolah Bahasa Jepang dapat dibayar sekali di pertengahan tahun. Biaya sekolah untuk setahun kurang lebih menghabiskan 700.000 yen.

 

Setahun, 700.000 yen. Jika dibandingkan dengan yang lain ini sudah termasuk murah. Bagaiman dengan uang untuk kehidupan sehari-hari?

Sebulan pertama Saya datang ke Jepang, Saya tinggal di Share House. Tapi karena transportasi keretanya tidak praktis Saya memutuskan untuk pindah. Sekarang Saya tinggal dengan dua orang teman Indonesia. Terkadang Saya makan di luar, tapi biasanya harus masak sendiri. Sebenarnya, Saya baru saja makan di restoran makan pizza sepuasnya. Di sana dengan 1500 yen bisa makan pizza sepuasnya dalam jangka waktu tertentu, juga dapat minum. Ada juga salad, sangat enak.

Untuk belanja biasanya Saya pergi ke supermarker, toko 100 yen, toko bahan pangan Indonesia, atau toko makanan halal.

 

Makan sepuasnya adalah bukti masa muda! (tawa). Saya sudah tidak pernah pergi lagi… Terkadang makan mewah seperti itu enak ya.
Apa kegiatan anda di hari libur?

Menonton video atau tv di rumah, atau bermain internet. Biasanya saya habis dengan merilekskan badan.

 

Dengan kesibukan sekolah dan kerja paruh waktu, relaksasi itu sangat penting.
Pasti ada beberapa bayangan yang anda miliki sebelum pergi ke Jepang. Apa yang anda rasakan setelah tinggal di Jepang?

Pertama, udaranya sangat bersih. Lalu semuanya sangat praktis, termasuk saran transportasi. Saya dulu tinggal di Bekasi, karena itu sangat jarang bisa jalan-jalan di luar (tawa).

 

Dulu memang begitu, tapi sekarang udara di perkotaan pun kotor. Indonesia udaranya panas, hujan panas pun terkadang turun, sehingga malas untuk berjalan kaki di luar. Apa ada hal kurang nyaman yang anda rasakan di Jepang?

Ini bukannya kurang nyaman, tapi Saya terkejut ketika dengan bioskop di sini. Pertama kali Saya menonton film di Jepang, yakni NARUTO, Saya kaget karena bioskop di sini berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia, jika ada adegan lucu kita akan tertawa bersama, jika sedih ada yang menangis, semua menunjukkan perasaannya. Tapi di Jepang semuanya menonton dengan tenang, sehingga Saya jadi kaget. Bagi Saya, lebih nyaman menonton di rumah karena lebih rileks.

 

Memang benar. Saya merasa kebalikannya ketika menonton di Indonesia (tawa). Bioskop di Indonesia juga lebih besar sehingga nyaman. Apa ada hal lain yang anda rasakan selama tinggal di Jepang?

Saya perempuan yang menggunakan jilbab. Saya pikir tidak akan ada masalah dan Saya dapat menemukan pekerjaan yang memperbolehkan menggunakan jilbab. Tapi ternyata sulit untuk menemukannya. Lalu, Orang Jepang setelah pulang kerja biasanya pergi minum sake dan bicara dengan nyaring di stasiun. Ini sangat berbeda dengan biasanya, sangat menarik.

Sekarang banyak warga negara asing yang tinggal di Jepang, jadi semoga saja pengertian akan budaya yang berbeda semakin meluas. Saya sendiri biasa saja ketika melihat orang mengenakan jilbab. Tentang sake, Saya jadi malu. Tapi memang itu kenyataannya.

Tempat makan seperti kafe dan restoran pun berbeda dengan Indonesia. Di Jepang banyak orang yang belajar di kafe, hal ini jarang terlihat di Indonesia. Perpustakaan juga sama.

 

Saya juga merasakan hal yang sama. Sewaktu di Indonesia Saya sering bekerja di kafe seorang diri, tapi banyak orang Indonesia yang datang dengan temannya untuk mengobrol. Orang asing itu sendirian… mungkin banyak yang berpikiran seperti itu (tawa).
Terakhir, mohon berikan sepatah dua patah kata untuk calon siswa yang ingin belajar di Jepang.

Jika anda tidak menggunakan jilbab dan ingin belajar di Jepang, maka tidak akan ada masalah. Jika anda berjilbab, mungkin akan sedikit sulit untuk mencari kerja paruh waktu. Tapi pastinya hal ini akan berubah sedikit demi sedikit dari sekarang. Untuk laki-laki, tidak ada masalah. Ada juga kerja paruh waktu di pabrik, di mana anda tidak harus menghadapi tamu. Pasti ada kerja paruh waktu yang pas untuk anda.

Lalu sekarang Saya tinggal di orang Indonesia, tapi dalam rumah pun usahakan untuk selalu menggunakan Bahasa Jepang!

Jika anda bisa pergi Jepang, yang penting belajar terus!

 

Walau masih N4, anda dapat berbicara dengan lancar. Ini bukti bahwa usaha anda belajar Bahasa Jepang berhasil! Terima kasih telah bersedia mengikuti wawancara ini!

※すかSUKI bisa memperkenalkan sekolah bahasa Jepang karena coba hubungi kami dari “お問い合わせ” atau “RECRUITMENT PAGE” kalau Anda mau belajar bahasa Jepang di Jepang. Terima kasih banyak.

Wawancara dengan pekerja perusahaan Jepang di Indonesia(11)

Pengalaman studi di luar negeri : Tidak ada
Level JLPT : N3
Pengalaman kerja : 3 Perusahaan
Pekerjaan : akuntasi
Kelamin : Perempuan

 

Selamat siang, lama tidak berjumpa. Terima kasih telah menyempatkan waktu di hari libur untuk wawancara ini. Langsung saja, Apa alasan anda bekerja di perusahaan Jepang?

Iya, Saya mempelajari Bahasa Jepang di universitas dan ingin mengembangkan kemampuan bahasa saya dengan bekerja dalam lingkungan yang membutuhkannya. Di sekitar Saya banyak orang yang melupakan Bahasa Jepang setelah lulus kuliah, sangat disayangkan.

 

Memang, padahal sudah menghabiskan uang dan waktu selama 4 tahun untuk belajar, sayang untuk dilupakan. Bagaimana anda menemukan pekerjaan anda sekarang?

Ketika mencari pekerjaan, Saya meng-upload CV dan pengalaman kerja di website penyedia lowongan kerja. Waktu itu Saya sedang sekolah Bahasa Jepang, tapi ada pekerjaan di website dan sensei Saya mengenalkan dengan perusahaan tersebut. Setelah itu, Saya mendapat kontak langsung di website dan menuju tahap wawancara. Mungkin hal ini sedikit berbeda dengan biasanya.

 

Begitu ya. Sepertinya banyak orang yang terlibat antara anda dan perusahaan pembuka lowongan. Anda memutuskan untuk menerima wawancara tersebut, mengapa anda memutuskan untuk memasukan lowongan di perusahaan ini?

Sebenarnya perusahaan tempat kerja saya sebelumnya sudah pasti akan ditutup, karena itu Saya harus mencari pekerjaan baru. Tentu saja, Saya juga mencoba memasukkan lowongan di tempat lain, tapi hanya diterima dan tidak sampai diperkerjakan di tempat lain.

 

Saya kira orang yang bisa Bahasa Jepang dan memiliki pengalaman kerja cukup langka, tapi ternyata persaingannya cukup ketat ya… Akhirnya anda bekerja di perusahaan sekarang, tapi sebelum anda mulai masuk kerja apa anda memiliki bayangan tentang perusahaan maupun pekerjaaan anda nantinya?

Atasan Saya sekarang adalah orang yang sebelumnya mewawancarai Saya, dan Saya merasa beliau adalah atasan yang baik hati. Cangkupan pekerjaan pun sama dengan pekerjaan Saya sebelumnya, akuntansi. Gaji Saya juga naik, dan ada asuransi kesehatan beserta uang tunjangan. Saya merasa perusahaan ini sangatlah bagus.

 

Begitu. Kalau di Jepang, perusahaan yang gaji dan tunjangannya baik kebanyakan adalah perusahaan-perusahaan besar, terbalik ya. Apa karena ini Indonesia, atau memang ada perbedaan dengan tenaga kerja yang dicari. Sangat menarik. Kalau begitu, bagaimana keadaanya setelah anda memulai bekerja?

Setelah masuk kerja, hal yang saya senangi adalah lingkungan kerja. Karena lingkup kerja termasuk kecil, jika anda mencoba bekerja di sini pasti akan merasa bahwa lingkungannya sangat nyaman. Jika tidak cocok dengan lingkungannya, mungkin Saya sudah pindah kerja dari dulu (tawa). Perusahaan ini mengharuskan untuk menulis laporan dengan Bahasa Jepang. Waktu baru masuk kerja Saya cukup kesulitan, tapi atasan dengan sabar mengajari Saya. Persis dengan bayangan Saya, atasan yang baik hati (tawa). Tapi karena Saya sudah terbiasa dengan pekerjaan di sini, mungkin tahun depan Saya akan mencari pekerjaan baru.

 

Saya rasa anda sudah puas dengan perusahaan maupun pekerjaan anda sekarang. Apa ada poin negatif dari tempat kerja ini?

Hal merepotkan dalam pekerjaan kali ini adalah peraturan perusahaan yang terlalu sedikit. Misalnya saja, tidak adanya penentuan dalam pemberkasan dokumen sehingga diperlukan cukup waktu untuk mencari dokumen yang diperlukan. Sebenarnya, perusahaan ini pernah kena pengawasan oleh kantor pajak. Waktu itu sangat susah untuk menemukan dokumen yang diminta oleh kantor pajak….

 

Hal itu dapat membuang banyak waktu. Image perusahaan pun akan menjadi buruk jika dokumen legal ada yang hilang…. Apa yang anda lakukan jika kesulitan lagi seperti ini?

Tentu saja Saya pernah mendiskusikannnya, tapi karena inilah cara kerja perusahaan, Saya berusaha untuk menyelesaikannya dengan cara yang ada. Terkadang jika sedang mencari dokumen, Saya berangan-angan ingin bekerja di perusahaan besar yang peraturannya sudah mantap (tawa).

 

Begitu ya (tawa). Pasti banyak kesulitan jika tidak ada peraturan yang pasti. Bagaimana dengan jam kerja dan jumlah pekerjaan, apa tidak ada masalah?

Perusahaan sekarang tidak ada lembur maupun kerja di hari libur, dan Saya rasa jumlah pekerjaannya sudah pas.

 

Enak ya tidak ada lembur! Ngomong-ngomong, apa ada paksaan untuk tetap berelasi di luar jam kerja?

Atasan sebelumnya sering mendengarkan request dari kami dan mengajak kami makan bersama. Tidak ada perasaan dipaksa, Saya malah senang (tawa). Tapi saya tidak terlalu senang ketika harus pergi makan bersama dengan pekerja dinas yang datang kemari. Rasanya berbeda dengan saat makan bersama teman dekat…

 

Memang ya. Saya juga tidak terlalu senang jika harus dipaksa berelasi di luar jam kerja, sehingga Saya sangat mengerti perasaan anda. Saya rasa anda puas dengan pekerjaan anda sekarang, tapi apa ada rencana untuk karir anda ke depannya?

Saya tidak terlalu tertarik dengan kesuksesan. Saya sudah puas dengan dapat bekerja menggunakan Bahasa Jepang dan lingkungan kerja yang bagus. Jika harus melakukan pekerjaan lain, Saya akan bekerja mengikuti saran teman Saya tentang pekerjaan yang menarik. Saya juga ingin mencoba menjadi sekretaris.

 

Anda tipe yang tidak punya banyak nafsu ya (tawa). Terakhir, mohon sepatah-dua patah kata untuk orang-orang yang ingin bekerja di perusahaan Jepang.

Saya pernah ditanya bagaimana bekerja di perusahaan Jepang, dan Saya selalu menjawab perusahaan Jepang itu disiplin, baik pekerjaan maupun waktunya. Setelah lulus dari universitas, Saya terus bekerja di Perusahaan Jepang karena itu Saya sudah terbiasa (tawa). Lalu Saya rasa semua orang Jepang itu baik hati. Saya senang dengan atasan Saya sebelumnya. Walau sudah kembali ke Jepang, beliau tetap menjalin kontak dengan semuanya.

 

Hubungan kerja yang sangat baik! Semoga suatu saat anda bisa pergi ke Jepang dan bertemu dengan atasan anda. Terima kasih telah menyempatkan waktu anda untuk wawancara hari ini.

Wawancara dengan pekerja perusahaan Jepang di Indonesia(10)

Pengalaman studi di luar negeri : Tidak ada
Level JLPT : N3
Pengalaman kerja : 3 Perusahaan
Pekerjaan : akuntasi
Kelamin : Perempuan

 

Selamat siang, lama tidak berjumpa. Terima kasih telah menyempatkan waktu di hari libur untuk wawancara ini. Langsung saja, Apa alasan anda bekerja di perusahaan Jepang?

Iya, Saya mempelajari Bahasa Jepang di universitas dan ingin mengembangkan kemampuan bahasa saya dengan bekerja dalam lingkungan yang membutuhkannya. Di sekitar Saya banyak orang yang melupakan Bahasa Jepang setelah lulus kuliah, sangat disayangkan.

 

Memang, padahal sudah menghabiskan uang dan waktu selama 4 tahun untuk belajar, sayang untuk dilupakan. Bagaimana anda menemukan pekerjaan anda sekarang?

Ketika mencari pekerjaan, Saya meng-upload CV dan pengalaman kerja di website penyedia lowongan kerja. Waktu itu Saya sedang sekolah Bahasa Jepang, tapi ada pekerjaan di website dan sensei Saya mengenalkan dengan perusahaan tersebut. Setelah itu, Saya mendapat kontak langsung di website dan menuju tahap wawancara. Mungkin hal ini sedikit berbeda dengan biasanya.

 

Begitu ya. Sepertinya banyak orang yang terlibat antara anda dan perusahaan pembuka lowongan. Anda memutuskan untuk menerima wawancara tersebut, mengapa anda memutuskan untuk memasukan lowongan di perusahaan ini?

Sebenarnya perusahaan tempat kerja saya sebelumnya sudah pasti akan ditutup, karena itu Saya harus mencari pekerjaan baru. Tentu saja, Saya juga mencoba memasukkan lowongan di tempat lain, tapi hanya diterima dan tidak sampai diperkerjakan di tempat lain.

 

Saya kira orang yang bisa Bahasa Jepang dan memiliki pengalaman kerja cukup langka, tapi ternyata persaingannya cukup ketat ya… Akhirnya anda bekerja di perusahaan sekarang, tapi sebelum anda mulai masuk kerja apa anda memiliki bayangan tentang perusahaan maupun pekerjaaan anda nantinya?

Atasan Saya sekarang adalah orang yang sebelumnya mewawancarai Saya, dan Saya merasa beliau adalah atasan yang baik hati. Cangkupan pekerjaan pun sama dengan pekerjaan Saya sebelumnya, akuntansi. Gaji Saya juga naik, dan ada asuransi kesehatan beserta uang tunjangan. Saya merasa perusahaan ini sangatlah bagus.

 

Begitu. Kalau di Jepang, perusahaan yang gaji dan tunjangannya baik kebanyakan adalah perusahaan-perusahaan besar, terbalik ya. Apa karena ini Indonesia, atau memang ada perbedaan dengan tenaga kerja yang dicari. Sangat menarik. Kalau begitu, bagaimana keadaanya setelah anda memulai bekerja?

Setelah masuk kerja, hal yang saya senangi adalah lingkungan kerja. Karena lingkup kerja termasuk kecil, jika anda mencoba bekerja di sini pasti akan merasa bahwa lingkungannya sangat nyaman. Jika tidak cocok dengan lingkungannya, mungkin Saya sudah pindah kerja dari dulu (tawa). Perusahaan ini mengharuskan untuk menulis laporan dengan Bahasa Jepang. Waktu baru masuk kerja Saya cukup kesulitan, tapi atasan dengan sabar mengajari Saya. Persis dengan bayangan Saya, atasan yang baik hati (tawa). Tapi karena Saya sudah terbiasa dengan pekerjaan di sini, mungkin tahun depan Saya akan mencari pekerjaan baru.

 

Saya rasa anda sudah puas dengan perusahaan maupun pekerjaan anda sekarang. Apa ada poin negatif dari tempat kerja ini?

Hal merepotkan dalam pekerjaan kali ini adalah peraturan perusahaan yang terlalu sedikit. Misalnya saja, tidak adanya penentuan dalam pemberkasan dokumen sehingga diperlukan cukup waktu untuk mencari dokumen yang diperlukan. Sebenarnya, perusahaan ini pernah kena pengawasan oleh kantor pajak. Waktu itu sangat susah untuk menemukan dokumen yang diminta oleh kantor pajak….

 

Hal itu dapat membuang banyak waktu. Image perusahaan pun akan menjadi buruk jika dokumen legal ada yang hilang…. Apa yang anda lakukan jika kesulitan lagi seperti ini?

Tentu saja Saya pernah mendiskusikannnya, tapi karena inilah cara kerja perusahaan, Saya berusaha untuk menyelesaikannya dengan cara yang ada. Terkadang jika sedang mencari dokumen, Saya berangan-angan ingin bekerja di perusahaan besar yang peraturannya sudah mantap (tawa).

 

Begitu ya (tawa). Pasti banyak kesulitan jika tidak ada peraturan yang pasti. Bagaimana dengan jam kerja dan jumlah pekerjaan, apa tidak ada masalah?

Perusahaan sekarang tidak ada lembur maupun kerja di hari libur, dan Saya rasa jumlah pekerjaannya sudah pas.

 

Enak ya tidak ada lembur! Ngomong-ngomong, apa ada paksaan untuk tetap berelasi di luar jam kerja?

Atasan sebelumnya sering mendengarkan request dari kami dan mengajak kami makan bersama. Tidak ada perasaan dipaksa, Saya malah senang (tawa). Tapi saya tidak terlalu senang ketika harus pergi makan bersama dengan pekerja dinas yang datang kemari. Rasanya berbeda dengan saat makan bersama teman dekat…

 

Memang ya. Saya juga tidak terlalu senang jika harus dipaksa berelasi di luar jam kerja, sehingga Saya sangat mengerti perasaan anda. Saya rasa anda puas dengan pekerjaan anda sekarang, tapi apa ada rencana untuk karir anda ke depannya?

Saya tidak terlalu tertarik dengan kesuksesan. Saya sudah puas dengan dapat bekerja menggunakan Bahasa Jepang dan lingkungan kerja yang bagus. Jika harus melakukan pekerjaan lain, Saya akan bekerja mengikuti saran teman Saya tentang pekerjaan yang menarik. Saya juga ingin mencoba menjadi sekretaris.

 

Anda tipe yang tidak punya banyak nafsu ya (tawa). Terakhir, mohon sepatah-dua patah kata untuk orang-orang yang ingin bekerja di perusahaan Jepang.

Saya pernah ditanya bagaimana bekerja di perusahaan Jepang, dan Saya selalu menjawab perusahaan Jepang itu disiplin, baik pekerjaan maupun waktunya. Setelah lulus dari universitas, Saya terus bekerja di Perusahaan Jepang karena itu Saya sudah terbiasa (tawa). Lalu Saya rasa semua orang Jepang itu baik hati. Saya senang dengan atasan Saya sebelumnya. Walau sudah kembali ke Jepang, beliau tetap menjalin kontak dengan semuanya.

 

Hubungan kerja yang sangat baik! Semoga suatu saat anda bisa pergi ke Jepang dan bertemu dengan atasan anda. Terima kasih telah menyempatkan waktu anda untuk wawancara hari ini.

Wawancara dengan pekerja perusahaan Jepang di Indonesia(9)

Pengalaman studi ke luar negeri : Tidak ada
Level JLPT : tidak ada
Pekerjaan : Manajer perusahaan manufaktur
Kelamin : Laki-laki

 

Selamat siang. Terima kasih telah menyempatkan waktu anda di hari libur untuk wawancara ini. Langsung saja, apa alasan anda memilih bekerja di perusahaan Jepang?

Sebelumnya Saya pernah bekerja magang di Jepang, karena itu Saya ingin bekerja menggunakan Bahasa Jepang.

 

Pernah magang di Jepang ya. Pantas saja Bahasa Jepang anda sangat bagus, intonasinya terasa alami. Bagaimana anda menemukan pekerjaan yang sekarang?

Waktu Saya masih di Jepang, Saya tahu kalau banyak industry manufaktur Jepang yang melebarkan pasarnya ke Indonesia, jadi pastinya akan ada banyak lowongan di sana. Ketika Saya berkata sedang mencari pekerjaan pada kenalan Saya, Saya diperkenalkan dengan pekerjaan ini. Katanya, ada perusahaan Jepang yang baru membuka pabrik di Indonesia dan membutuhkan staff untuk peluncuran pabrik ini. Sekarang Saya sudah bekerja di sini selama kurang lebih 2 setengah tahun.

 

Pasti sibuk bekerja sebagai pegawai yang mendirikan perusahaan. Setelah peluncuran pabrik dan mulai bekerja, pekerjaan seperti apa yang anda lakukan?

Karena tidak ada staff lainnya, Saya harus melakukan berbagai macam pekerjaan kantor seperti quality control, pengurusan ekspor barang, akuntansi, dan lain sebagainya. Pekerjaannya sangatlah berat.

 

Hebat sekali! Walau mau tidak mau harus dilakukan, pekerjaannya pasti sangatlah berat! Saya pikir anda pasti sangat sibuk bekerja, tapi setelah mencobanya apa ada beberapa hal yang anda rasakan? Kalau boleh tau, apa ada hal positif yang anda rasakan?

Saya bisa Bahasa Jepang karena itu pastinya ada pekerjaan sebagai translator. Tapi seperti yang Saya katakan tadi, Saya bekerja mulai dari pembangunan pabrik karena itu pada awalnya tidak ada pegawai lain selain Saya. Pada dasarnya, semua pekerjaan menjadi tanggung jawab Saya dan Saya dapat menumpuk banyak pengalaman dengan hal ini. Sekarang sudah banyak pegawai yang bergabung dan Saya hanya bertugas sebagai supervisor dan setiap seksi bagian diawasi oleh kepala bagian masing-masing. Walau begitu Saya tetap mengerti semua alur pekerjaan yang ada.

 

Anda pastinya banyak mencari tahu, bertanya dan mengalami trial and error ketika pertama kali bekerja ya. Lalu, bagaimana dengan hal negatifnya?

Sebenarnya Saya sudah memutuskan untuk berhenti kerja, di mana inilah dampak dari hal negatif pekerjaan ini. Alasannya adalah karena Saya tidak bisa lagi mengikuti cara kerja perusahaan. Lebih jelasnya, sekarang Saya berada di posisi manajemen, karena itu Saya masih mengerti jika Saya diceramahi dengan hal yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan Saya. Tapi, Saya tetap dimarahi atas kesalahan orang lain yang bahkan beda lingkup dengan pekerjaan Saya, lalu sebagai peringatan untuk yang lainnya sudah hal wajar untuk dimarahi di depan semua orang. Saya merasa sangat tidak terima akan hal ini. Orang Indonesia itu tidak senang jika dimarahi di depan banyak orang. Pernah juga, Saya dihubungi di hari libur hanya untuk dimarahi, benar-benar tidak ada waktu untuk istirahat. Bukannya bisa disampaikan sewaktu hari kerja? Saya pernah sampai sakit tulang, dan tidak mau masuk kerja lagi. Kalau sampai Saya sakit, akan butuh waktu untuk bisa kembali bekerja. Pergi ke rumah sakit pun perlu uang. Sewaktu Saya masih sehat Saya memutuskan untuk berhenti kerja.

 

Saya rasa berhenti kerja sebelum sakit adalah keputusan yang benar. Ini tidak ada hubungannya dengan nasionalitas, tapi Saya merasa semakin banyak orang yang tidak bisa memutuskan untuk berhenti kerja, sehingga akhirnya dia tidak bisa bekerja lagi.

Untuk perihal “dimarahi”, mungkin itu sudah menjadi polis perusahaan. Tapi sangat disayangkan karena hal ini seorang pegawai yang telah berjuang untuk mendirikan pabrik harus berhenti bekerja. Dari cerita anda, mungkin akan sulit untuk mencari pengganti. Dengan berhentinya anda, semoga akan ada perubahan dalam perusahaan ini…

Sebenarnya Saya sebelumnya pernah mendiskusikan perihal alasan berhenti kerja. Di sana ada pembicaraan bahwa cara kerja akan diubah dan setelah itu pun Saya sempat merasakan perubahan yang dimaksud. Akan tetapi, cara kerja tetap saja kembali seperti semula dan akhirnya Saya putuskan untuk benar-benar berhenti bekerja. Walaupun dibilang akan diubah lagi, pasti hasilnya tetap sama. Dan lagi, masih ada hal lainnya yang memicu Saya untuk berhenti kerja. Hal itu adalah penurunan gaji. Di Indonesia, walau lingkup kerja kita berubah biasanya tidak akan ada penurunan gaji. Tapi sempat ada omongan dalam perusahaan bahwa ketika lingkup perkerjaan berubah maka gaji akan diturunkan. Mungkin bagi perusahaan, pekerjaan Saya menjadi lebih mudah dan tidak perlu gaji tinggi, tapi Saya tidak terima. Jika Saya setujui, peraturan ini akan menjadi contoh untuk semua pekerja, dan kemungkinan akan ada penurunan gaji juga untuk pekerja lainnya.

 

Begitu ya. Dari pembicaraan anda, sepertinya perusahaan ini tidak mempedulikan peraturan yang biasanya berlaku di Indonesia ya. Sampai sekarang sepertinya tidak ada hambatan untuk perusahaan, tapi akankah akan terus begini? Komunikasi tidak berjalan dengan baik, dan hubungan antar pekerja dan manajemen pun tidak bagus.

Saya memang berhenti kerja, tapi Saya sudah bilang kepada pekerja lain untuk menghubungi Saya jika ada hal yang tidak dimengerti. Saya tidak ingin menjadi tidak tahu menahu karena sudah berhenti kerja. Saya bisa saja tidak ingin terlibat lagi karena banyaknya hal pahit yang terjadi, tapi Saya ingin membantu teman-teman Saya dan tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja.

 

Ada bantuan dari anda dan teman kerja lainnya, tapi Saya sedikit penasaran dengan keadaan perusahaan nantinya akan menjadi seperti apa ketika anda, yang juga berperan sebagai penyangga pekerja lainnya, berhenti bekerja. Dari cerita anda, seperti banyak manajemen yang anda lakukan sendiri. Apa anda pernah menyarankan untuk perbaikan cara kerja?

Iya, awalnya Saya banyak menyarankan perbaikan untuk banyak hal, tapi jika tidak sesuai dengan cara kerja perusahaan akan ditolak. Akhirnya, mengatakan apapun tidak akan diterima karena itu Saya semakin lama semakin sedikit memberi saran.

 

Jawaban yang sudah Saya duga, terima kasih telah menjawab. Anda memutuskan untuk berhenti kerja, bagaimana rencana karir anda ke depannya?

Memang Saya memutuskan untuk berhenti kerja, tapi sekarang Saya masih mencari pekerjaan baru. Saya pernah bekerja di Jepang, dan sebagai orang Indonesia saya paham dengan cara pikir Indonesia. Pasti ada hal yang bisa Saya lakukan dengan pengalaman ini. Pasti banyak orang Jepang yang datang ke Indonesia tapi tidak mengerti bahasanya, Saya harap bisa bekerja sebagai penengah orang Jepang seperti ini. Saya berpengalaman dalam pendirian pabrik, jadi jika ada pekerjaan yang mirip Saya ingin mencobanya. Lalu, jika ada kesempatan untuk bekerja di Jepang, Saya ingin bisa pergi ke sana.

 

Anda pernah bekerja di Jepang, mengerti cara kerjanya dan pandai dalam bahasanya, sebagai orang Indonesia pun pastinya mengerti tentang Indonesia. Saya yakin anda mempunyai potensi untuk menjadi pekerja yang luar biasa. Jika SDM seperti anda bertambah, pastinya perusahaan Jepang yang ingin membuka cabang di Indonesia menjadi lebih yakin. Hasilnya, akan ada banyak keuntungan untuk Indonesia. Hal ini tidaklah mudah dan memerlukan waktu, tapi Saya rasa adalah hal ideal untuk memanajemen pekerja yang berasal dari negara yang sama.

Sekali lagi, terima kasih telah menyempatkan waktunya untuk wawancara.